Narasi Pendahuluan Filsafat Pendidikan Matematika

Nama                : Fadhilah Nurmahdiyah

NIM                  : 18301244032

Kelas                : Pendidikan Matematika 2018

Mata Kuliah     : Filsafat Pendidikan Matematika


    Narasi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Matematika pertemuan 1. Mencermati dan membuat narasi dari video yang diberikan. 


Narasi Pendahuluan Filsafat Pendidikan Matematika


Hidup manusia itu metafisik, maksudnya adalah setelah yang ada, akan ada lagi dan lagi, dan sebelum yang ada, juga ada hal-hal lain sebelumnya. Sehingga hidup manusia itu tidak sempurna, sesungguhnya manusia itu sempurna dalam ketidaksempurnaan dan tidak sempurna dalam kesempurnaan.

Awal dari segala sifat dan hakekat manusia adalah fatal dan vital. Fatal yaitu terpilih, maksudnya adalah takdir, karena sudah terjadi dan tidak dapat mengubah takdir kecuali kuasa Tuhan. Vital yaitu memilih, maksudnya adalah ikhtiar. Selanjutnya muncullah metafisik, maksudnya adalah sifat dibalik sifat, sifat mendahului sifat, sifat mengikuti sifat dan sifat mempunyai sifat. Lalu setelah adanya itu semua, mulai ke kehidupan dan berfilsafat. Di kehidupan ini ada idealisme dan realisme. Dalam berfilsafat berarti cerdas dan paham ruang dan waktu, pandai menggunakan sesuatu sesuai dengan ruang dan waktu nya. Contoh jika kita sedang berada di toko buku, maka yang biasa ditanyakan adalah mengenai jenis buku, pengarang buku atau yang lain, bukan bertanya mengenai warna dan ukuran baju. Dalam filsafat juga satu kalimat itu yang menjiwai. Kebanyakan orang bermasalah dan menjadi masalah bagi orang lain karena tidak menguasai dunia nya.

Di dalam hidup ada yang disebut a priori dan a posteriori. A priori maksudnya sudah paham tetapi belum melihat. Salah satu contohnya itu dalam berbelanja online, produk yang ditawarkan hanya disajikan berupa gambar atau video lalu deskripsi mengenai bahan, warna, ukuran dan lain-lain. Jika kita membeli dan yakin bahwa produk yang ditawarkan itu akan sama dengan deskripsi yang dituliskan maka itu disebut dengan a priori.  Sebaliknya, a posteriori itu harus melihat dulu secara langsung baru akan paham. Contohnya, jika ingin membeli durian di suatu tempat, penjualnya mengatakan kalau durian ini enak dan pasti manis, tetapi pembeli ingin durian tersebut dibuka terlebih dahulu dan mencicipinya apakah betul rasanya manis.

Jika berbicara mengenai filsafat, seringkali menemukan kata-kata yang diakhiri dengan “isme” contohnya absolutisme, idealisme, rasionalisme, monodualisme, dualisme, dan lain sebagainya. Pancasila itu monodualisme artinya mono, percaya Yang Maha Esa, dualisme, antara Tuhan dan manusia. Dari kata-kata ini muncullah seorang tokoh Immanuel Kant (1671). Tokoh Rasionalisme yaitu Rene Descartes, yang juga tokoh Scepticisme. Scepticisme artinya cara berpikir yang menjumpai suatu yang fenomenologis. Scepticisme sebenarnya sudah ada di zaman Yunani Kuno, lalu ditentang oleh Empiricisme, yaitu David Hume. Descartes saat itu kebingungan membedakan antara nyata atau tidak nyata, lalu menemukan satu kata kunci untuk membedakannya yaitu Cogito ergo sum yang artinya aku berpikir maka aku ada. Maka dari itu, menurut Descartes sebenar-benarnya ilmu adalah berdasarkan rasio atau pikiran. Hal inilah yang bertentangan dengan David Hume yang mengatakan bahwa ilmu itu harus berdasarkan pengalaman.

Karena pertentangan inilah muncul seorang tokoh yang menjadi penengah yaitu Immanuel Kant. Immanuel menjelaskan bahwa yang dikatakan Descartes benar karna ilmu itu harus a priori, begitupun juga untuk David Hume, ilmu itu harus sintetik. Jika ilmu hanya logis saja, tidak akan ada perkembangan. Maka menurut Immanuel Kant, sebenar-benarnya ilmu adalah perpaduan antara sintetik dan a priori. Dari pertentangan antara Descartes dan David Hume, dalam filsafat muncullah zaman modern.

Setelah Immanuel Kant, muncul tokoh baru yaitu Auguste Compte (1857). Menurut Compte, agama tidak bisa untuk membangun dunia, karena tidak logis. Lalu didukung oleh positivisme, yang menurut Compte dalam membangun dunia, spiritualitas ada di tingkat terbawah, tingkat selanjutnya metafisik, lalu metode positif.

Saat ini, menurut masyarakat struktur dunia sudah berbeda, menjadi di tingkat paling bawah adalah Archaic, selanjutnya Tribal, Tradisional, Feudal, Modern, dan di tingkat paling atas adalah Post Modern atau Power Now. Struktur seperti ini dinamakan Contemporer, yang didukung juga oleh Capitalisme, Materialisme, Pragmatisme, dan Liberalisme.


Sumber : https://youtu.be/8t3lalvQbiQ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LEBIH LANJUT MENGENAI BUDAYA DAN ETNOMATEMATIKA

My Journey