LEBIH LANJUT MENGENAI BUDAYA DAN ETNOMATEMATIKA

Nama             : Fadhilah Nurmahdiyah

NIM               : 18301244032

Kelas              : Pendidikan Matematika C 2018

Mata Kuliah   : Etnomatematika


Refleksi Pertemuan ke-13

Topik : Riset dan Publikasi Karya Ilmiah Etnomatematika

Lebih Lanjut mengenai Budaya dan Etnomatematika

Kuliah etnomatematika di minggu ke-13 ini berbeda dengan di minggu minggu sebelumnya. Kuliah kali ini dibersamai dengan ibu Niken Wahyu Utami. Beliau adalah dosen pendidikan matematika di Universitas PGRI Yogyakarta. Beliau lulusan S1, S2 dan S3 di Universitas Negeri Yogyakarta. Topik yang disampaikan oleh bu Niken adalah riset dan publikasi karya ilmiah etnomatematika. Sebelum menjelaskan itu, bu Niken terlebih dahulu menjelaskan singkat mengenai etnomatematika itu sendiri. Tetapi walaupun sedikit, itu suatu hal yang baru bagi saya, dan disampaikan dengan menarik dan mudah dipahami.

Dari kata etnomatematika, pasti yang terlintas pertama adalah kata budaya. Budaya dapat diartikan sebagai kegiatan atau aktivitas manusia. Budaya di satu daerah dengan di daerah lainnya mungkin akan sama, tetapi pasti ada satu keunikannya. Budaya juga bersifat dinamis, artinya budaya mengalami perkembangan seiring perubahan zaman dan pengaruh budaya lain juga. Wujud budaya berbeda-beda menurut pendapat para ahli. Bu Niken membagi wujud budaya menjadi 2 yaitu budaya yang berwujud atau dapat diamati, contohnya adalah aktivitas, benda/ artefak dan budaya yang tak berwujud, contohnya ide atau gagasan.

Selanjutnya ada posisi budaya dalam pendidikan, menurut Goldbreg (1997) yaitu 1) belajar tentang budaya, maksudnya adalah belajar mengenai budaya itu sendiri, 2) belajar dengan budaya, maksudnya adalah menggunakan budaya sebagai media pembelajaran nya, 3) belajar melalui budaya, maksudnya adalah melakukan kegiatan budaya tersebut untuk mempelajari sesuatu. Tambahan dari Utami (2018) yaitu belajar berbudaya. Sudah banyak penelitian yang menggunakan etnomatematika di pembelajaran, dan hasilnya positif. Walaupun begitu, perlu dilihat juga tujuan pembelajarannya apa dan juga materi nya, kira-kira cocok tidak menggunakan etnomatematika. Kozulin (2003) juga mengatakan salah satu tujuan pendidikan adalah transmisi budaya dari generasi ke generasi.

Kebanyakan pembelajaran yang menggunakan etnomatematika menggunakan bangunan bersejarah untuk materi geometri. Tetapi etnomatematika tidak hanya sampai disitu saja, bisa untuk bilangan, peluang bahkan dan juga kalau untuk budaya jawa sebagai perhitungan tanggalan. Misalnya perhitungan weton atau penentuan hari untuk selametan masyarakat. Peran matematika nya adalah konsep modulo atau pembagian bersisa.

            Setelah bu Niken menyampaikan materi, mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya. Yang pertama bertanya adalah Annisya, Annisya mengkonfirmasi apa yang disampaikan bu Niken di awal, kalau budaya itu sebenarnya tidak melulu tentang aktivitas atau kegiatan di masa lampau, kegiatan baru di masa sekarang juga bisa disebut budaya. Tetapi bu Niken menegaskan bahwa kalau untuk etnomatematika itu harus menggunakan budaya yang bersifat etnis atau dari masa lampau yang unik.


https://drive.google.com/file/d/1AiOidpxglU_m12SCTcTVXfSUv011wYsJ/view?usp=sharing 



Komentar

Postingan populer dari blog ini