ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT

Nama              : Fadhilah Nurmahdiyah

NIM               : 18301244032

Kelas              : Pendidikan Matematika 2018

Mata Kuliah   : Filsafat Pendidikan Matematika

       Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Matematika, membuat tulisan mengenai aliran-aliran dalam filsafat. 



ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT

 

Berpikir, diawali dengan pertanyaan. Seiring berkembangnya zaman, pola pikir manusia pun semakin berkembang. Sebenar-benarnya filsafat adalah penjelasan. Filsafat bisa dikatakan sebagai fondasi untuk mempelajari lebih dalam suatu objek. Objek dari filsafat itu sendiri adalah yang ada dan mungkin ada. Dari pemikiran-pemikiran manusia ini, munculah berbagai aliran atau paham dari beberapa tokoh filsafat.

1.      Rasionalisme

Datangnya abad ke 17 dimulai dengan manusia mulai menaruh kepercayaan terhadap kemampuan akal atau nalar yang dalam istilah asingnya dikenal dengan the age of renaissance. Pada saat ini juga muncul aliran filsafat rasionalisme. Paham ini menyatakan bahwa sebenar-benarnya ilmu pengetahuan adalah berdasarkan rasio atau pikiran. Hanya pengatahuan yang diperoleh melalui akal yang memenuhi semua syarat pengetahuan ilmiah. Rasionalisme tidak semata-mata tidak mempercayai pengalaman, namun pengalaman dianggap sebagai hal untuk mempertegas pengatahuan yang diperoleh akal. Pada zaman modern filsafat, tokoh pertama rasionalisme adalah Rene Descartes (1595 – 1650). Rene Descartes orang pertama yang yang membangun paham ini berdasarkan keyakinan diri sendiri yang dihasilkan oleh pengetahuan akalnya. Aliran ini meyakini bahwa kebanaran dan kesesatan terletak di dalam ide dan pikiran kita yang hanya dapat diperoleh dengan akal saja. Saat itu Rene Descartes kebingungan membedakan antara nyata dan tidak nyata, mimpi atau yang benar-benar ada. Ia menemukan satu metode atau ide yang cocok untuk mengatasi keraguannya, yaitu cogito. Satu-satunya yang tidak dapat ia ragukan adalah keberadaan dirinya yang sedang ragu-ragu, ketika ragu-ragu maka kita berpikir. Saat itulah Descartes menyebutnya dengan bahasa latin cogito ergo sum (saya berpikir, maka saya ada). Rasionalisme tidak juga mengingkari adanya Tuhan, menurutnya Tuhan yang menciptakan ide dan akal dan Tuhan juga yang menciptkan dunia.

2.      Empirisme

Aliran empirisme bisa dikatakan aliran yang sangat bertolak belakang dengan aliran rasionalisme. Akan tetapi tidak benar-benar menolak aliran tersebut. Empirisme menggunakan rasionalisme sebagai kerangka pemikirannya. Paham ini menekankan ilmu pengatahuan tidak benar-benar hanya dari akal atau pikiran saja, tetapi pengalaman mempunyai peranan yang lebih besar. Salah satu tokoh empirisme yang terkenal pada abak ke 17 adalah David Hume (1711 – 1776). Empirisme mengatakan akal diibaratkan seperti buku catatan kosong, yang di dalam buku catatan itulah akan diisi dengan pengalaman-pengalaman. Pengalaman adalah awal dari segala pengetahuan. Segala pengetahuan diturunkan dari pengalaman. Dengan demikian, hanya pengalamanlah yang memberi jaminan kepastian. Pikiran kita menurut Hume bekerja atas tiga prinsip, 1) Prinsip kemiripan, mencari kemiripan yang ada di pikiran kita dengan kenyataan di luar, 2) Prinsip kedekatan, contohnya jika kita memikirkan daun, berdasarkan prinsip ini kita juga memikirkan hijau warna nya dan tipis, 3) Prinsip sebab-akibat, contohnya jika kita memikirkan luka, pasti kita memikirkan rasa sakitnya. Hal-hal tersebut berkaitan dengan kesan. Kesan didapatkan melalui pengalaman indra. Singkatnya paham ini mempercayai bahwa, kita tidak akan percaya atau yakin jika kita tidak merasakan atau melihatnya sendiri.

3.      Positivisme

Aliran positivisme berpangkal pada apa yang telah diketahui, faktual dan postif. Segala sesuatu yang dianggap diluar fakta ditolak, maka itulah metafisika tidak ada. Paham ini percaya bahwa pengetahuan tidak boleh melebihi fakta, dan yang diketahui secara pasti, tampak dan bergejala. Tokoh utama positivisme adalah Auguste Comte.

4.      Kritisisme

Immanuel Kant saat itu berusaha menengahkan perdebatan antara paham rasionalisme dan empirisme. Immanuel Kant sebagai salah satu tokoh Kritisisme mengatakan bahwa ilmu pengetahuan merupakan paduan antara analitik, yaitu yang sudah ada dalam pikiran; sintetik a posteriori, yaitu yang sudah ada dihubungkan dengan pengalaman indrawi; dan sintetik a priori, yaitu yang sudah ada dan pengalaman indrawi dibutuhkan secara serentak.

5.      Materialisme

Aliran ini banyak mendapat pertentangan dari berbagai agama, karena menganggap di dunia ini tidak ada yang lain selain materi, alam, atau dunia fisik. Pada abad ke 19 aliran ini tidak mengakui adanya Tuhan, masyarakat muncul dari aktivitas manusia itu sendiri di alam. Tanpa alam, tidak akan ada manusia. Tokoh yang terkenal di aliran ini adalah Anaximenes, Thales, Anaximandros, Demokritos, Lametterie, Thomas Hobbes, Spencer, Feuerbach, dan Karl Marx.

6.      Idealisme

Idealisme dimulai dari adanya ide atau gagasan, dan pemikiran. Objek atau materi dianggap sebagai akibat dari olah pikir yang nyata. Materi merupakan bagian luar dari bagian akal atau ruh. Plato sebagai tokoh terkenal dari paham ini menjelaskan sesuatu itu tidak sepenuhnya terletak pada materi atau objek tetapi lebih dari itu yaitu ide. Dalam mencari kebenaran, Plato tidak mencari di dunia nyata sebab dunia nyata selalu berubah.  

7.      Pragmatisme

Pragmatisme merupakan paham yang mempercayai bahwa apa yang benar itu adalah yang dibuktikan sendiri secara nyata serta memberikan kebermanfaatan dalam kehidupan manusia. Tokoh utama aliran ini adalah William James, John Dewey, Charles S. Peirce, dan F. C. S. Schiller.

 

 

  

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Dasrimin, H. (2021, July 6). Aliran-Aliran dalam Filsafat Ilmu. https://doi.org/10.31219/osf.io/hb4vr

Baiti, R. (2016). PEMIKIRAN MANUSIA DALAM ALIRAN – ALIRAN FILSAFAT. Wardah, 16(1), 85-93. https://doi.org/10.19109/wardah.v16i1.361

Maskhuroh, L. (2021). ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT BARAT KONTEMPORER (POSTMODERNISME). Urwatul Wutsqo: Jurnal Studi Kependidikan Dan Keislaman, 10(1), 87-99. Retrieved from https://www.jurnal.stituwjombang.ac.id/index.php/UrwatulWutsqo/article/view/258

Musakkir, M. (2021, April 30). FILSAFAT MODERN DAN PERKEMBANGANNYA (Renaissance: Rasionalisme dan Emperisme). TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan, 5(1), 1-12. Retrieved from http://ejournal.iaimbima.ac.id/index.php/tajdid/article/view/626

Rusdi. (2013). Filsafat Idealisme: Implikasinya dalam Pendidikan. Dinamika Ilmu, 13(2), 236-249. https://doi.org/10.21093/di.v13i2.70  

Machmud, Tedy. (2011). RASIONALISME DAN EMPIRISME: Kontribusi dan dampaknya pada perkembangan filsafat matematika. INOVASI, 8(1), 113-124.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LEBIH LANJUT MENGENAI BUDAYA DAN ETNOMATEMATIKA